Little Boy Loves Praise/Anak Kecil Sangat Menyukai Pujian


Friends, there are stories that are quite amazing with regard to religious education.

That night there was a small child around the age of 3 years, he prayed tarawih congregation beside me, dressed
robe / robe, I don't know his name, funny and adorable, he never stopped doing tarawih prayers, while other friends ran inside and outside the mosque, shouting while playing chases, I saw his father away from him in shof front, while me and the child were in second place, every time I finished greeting, I gave a thumbs up for him, as a tribute to him for praying tarawih, two recitations, then the child stood up again after the Imam stood for tarawih prayer, and I gave a thumbs up every two minutes I was truly amazed because I never stopped even for a moment until 20 reciters and added 3 reciters.
I ask the next congregation, who is actually this child, he refers to people who wear light brown robes who are in the front row near the priest, around 45 years old, he is a new resident who occupies my friend's house right behind the pesantran brother I, namely the Al-Ijtihad Wattafwid Islamic boarding school in Sinargalih hamlet, Langensari Village, Banjar City, he contracted for only a few months, apparently the new resident was the Khuruj / Jamaah Tabligh Congregation, and I did not have time to ask where he came from, obviously he had succeeded in educating his children to such a small extent that they have a character in obedient religious practice, but only a few days they appear to have a Tarawih prayer congregation, and not a week later, after that they are no longer visible, either go where, and I have no time to ask about its existence, because it has become a habit the Jama'at Khuruj / Tablig worshipers came and went from and to the pesantren.
Taking advantage of the attitudes of young children in implementing obedience to religion, this should be exemplified by parents, that religious character education is 70% from family education, and the remaining 30% from school education, because remembering children have more time with family, try can be counted, from 24 hours children studying at school only 7 hours and the remaining 17 hours children with family, wise parents using 17 hours of education for their children will certainly provide more value, especially Religious Character Education, taruhlan 17 Hours subtracted sleeping time for 9 hours, staying 8 hours, this is a very enough time to shape the character of the child's religion, forming the character of the child's religion through stories of the Prophets, guardians and pious people, through the example of parents, habituating the implementation of religion to the family, through congregational prayers, reading lessons Write the Qur'an at each end of the Mahrib prayer, disciplined learning on the habit of implementing Agam a is the foundation of learning Religion in the family.
How can parents who want to have sons and daughters who pray and pray while family education is ignored, there is no example of good behavior in the implementation of Religion, in the family environment, because the damage to moral education / character of religion is more influenced by the environment as opposed to education , although the school has built children to have the Character of Religion with Value A, if the environment does not support it, then the character will be damaged and return to Zero big, because the environment that is less supportive of education is the biggest contributor of the damage to the Moral of children, especially today we find games that are less supportive of education that can be easily accessed by our toddlers, today the concern of educators / teachers in any world I think is the same.

Teman, ada cerita yang cukup mengagumkan berkaitan dengan pendidikan Agama.

Malam itu ada seorang anak kecil sekitar umur 3 Tahun, ia sholat tarawih berjamaah di samping saya, dengan berpakaian
baju gamis/ jubah, saya tidak tahu namanya ,lucu dan menggemaskan, ia tak pernah berhenti melakukan sholat tarawih,sementara teman yang lain berlarian di dalam dan di luar masjid, sambil berteriak-teriak sambil bermain kejar-kejaran , kulihat Bapaknya jauh darinya di shof depan, sementara saya dan anak tersebut berada di shof ke dua, setiap selesai salam , saya acungkan jempol untuknya lalu ia membalas dengan dengan jempol yang mungil dan belum pandai menekuk ke empat jarinya sambil senyum-senyum, sebagai penghargaan kepadanya karena telah melakukan sholat tarawih, dua rekaat, lalu anak tersebut berdiri lagi setelah Imam berdiri untuk sholat tarawih, dan saya acungkan jempol setiap selesai dua rekaat saya benar-benar kagum karena tak pernah berhenti walau sesaat hingga tarawih 20 Rekaat dan di tambah witir 3 Rekaat.
Saya tanyakan pada jamaah sebelah, sebenarnya ini anak siapa, ia menunjuk pada orang yang memakai jubah warna coklat muda yang berada di shof depan dekat dengan imam, umurnya sekitar 45 Tahun, ia merupakan warga baru yang menempati rumah teman saya yang tepat di belakang pesantran kakak saya, yaitu Pesantren Al-Ijtihad Wattafwid di dusun Sinargalih Desa Langensari Kota Banjar, ia ngontrak baru beberapa bulan, ternyata penduduk baru itu Jamaah Khuruj/Jamaah Tabligh, dan saya tidak sempat menanyakan asalnya dari daerah mana, yang jelas ia telah berhasil dalam mendidik anaknya hingga sekecil itu sudah memiliki karakter pada pengamalan Agama yang taat, namun hanya beberapa hari mereka kelihatan berjamaah sholat Tarawih, dan tidak sampai satu minggu, setelah itu mereka tidak kelihatan lagi, entah pergi kemana, dan sayapun tak sempat menanyakannya keberadaannya, karena sudah menjadi kebiasaan para Jamaah Khuruj/jamaah Tablig datang dan pergi dari dan ke pesantren.
Mengambil Ibroh dari sikap anak kecil pada pelaksanaan ketaatan pada Agama, ini patut di contoh oleh para orang Tua, bahwa pendidikan Karakter Agama 70 % dari pendidikan keluarga, dan sisanya 30 % dari pendidikan sekolah, karena mengingat anak lebih banyak memiliki waktu bersama keluarga, coba bisa di hitung, dari 24 Jam anak belajar di sekolah hanya 7 Jam dan sisanya 17 Jam anak bersama keluarga, orang tua yang bijak menggunakan waktu 17 jam untuk pendidikan anaknya tentu akan memberikan nilai lebih, pada khususnya Pendidikan Karakter Agama, taruhlan 17 Jam di kurangi waktu tidur anak selama 9 jam, tinggal 8 Jam, ini waktu yang sangat cukup untuk membentuk karakter Agama anak, membentuk karakter Agama anak dapat melalui cerita-cerita para Nabi,wali dan orang soleh, melalui keteladanan Orang Tua, pembiasaan pelaksanaan Agama pada keluarga, melalui sholat berjamaah, pembelajaran baca Tulis Al-Qur`an pada setiap selesai sholat Mahrib, pembelajaran disiplin pada pembiasaan pelaksanan Agama merupakan pondasi pembelajaran Agama pada keluarga.
Bagaimana mungkin orang Tua yang menginginkan memiliki putra-putri yang sholih dan sholihah sementara pendidikan keluarga di abaikan, tidak adanya contoh prilaku yang baik pada pelaksanaan Agama , pada lingkungan keluarga, karena kerusakan pendidikan moral/karakter Agama lebih di pengaruhi oleh lingkungan yang bertentangan dengan pendidikan, walaupun sekolah telah membina anak-anak memiliki Karakter Agama dengan Nilai A, kalau lingkungan tidak mendukungnya, maka karakter itu akan rusak dan kembali pada Nol besar, karena lingkungan yang kurang mendukung tentang pendidikan itu menjadi penyumbang terbesar dari dari kerusakan Moral anak-anak, apalagi hari ini kita banyak menemukan Game-game yang kurang mendukung terhadap pendidikan yang dapat di akses dengan mudah oleh anak Balita kita, hari ini kerisauan pendidik/guru di dunia manapun saya kira sama.

Komentar

  1. Maaf, tulisan ini mungkin ada manfaatnya untuk anda, maka persilahkan ambil, dan kalau tidak ada manfaatnya maka silahkan abaikan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARA AHLI MOTIVATOR MENGATAKAN BAHAWA ORNG SUKSES SELALU MENCARI JALAN, SEDANGKAN ORANG GAGAL SELALU MENCARI ALASAN

Disiplin Kerja Pegawai Oleh: Muhammad Agus Muljanto, S.E., M.Si.