MAKNA BERTAWAKKAL

Oleh Ustadz Zainal Abidin, Berusahalah. Bekerjalah. Penuhi kebutuhan hidupmu sendiri. Perangi kemalasan. Jangan tergantung pada orang lain. Imam Ahmad pernah ditanya mengenai seorang lelaki yang hanya duduk-duduk di rumah atau di masjid, seraya berkata, “Aku tidak mau bekerja sedikit pun, karena rezekiku akan datang sendiri.” Maka beliau berkata,”Ia adalah orang yang tidak paham agama.” Selanjutnya Imam Ahmad berkata, “Para sahabat dulu berdagang dan bekerja dengan pohon kurmanya. Padahal merekalah teladan kita.” Nabi Sollallohu ‘alaihi wasallam menganjurkan umatnya agar giat bekerja dan berusaha keras mencari rezeki guna menjaga kehormatan diri dan masa depan keluarga. Beliau bersabda: “Berusahalah untuk mencari sesuatu yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa lemah. Jika sesuatu terjadi padamu maka jangan katakan, Seandainya aku melakukan hal ini, pasti tidak seperti ini. Namun katakanlah, Ini takdir Allah dan apa yang telah Dia kehendaki pasti Allah lakukan. Karena berandai-andai itu membuka peluang untuk setan. Ibnul Jauzi mengatakan, “Tidaklah ada seorang  yang malas bekerja kecuali berada dalam dua keburukan. Pertama, menelantarkan keluarga dan meninggalkan kewajiban dengan alasan tawakal,  sehingga hidupnya menjadi batu sandungan orang lain dan keluarganya berada dalam kesusahan. Kedua, menghinakan keluarganya. Sifat ini hanya dimiliki oleh orang yang tidak bermartabat—karena orang bermartabat tidak akan rela kehilangan harga diri hanya karena malas. Tawakal bukan berarti tidak berusaha. Syaikh Dr. Fadhl Ilahi mengatakan, “Tawakal bukanlah sama sekali meninggalkan usaha. Dan sungguh setiap Muslim wajib berusaha dan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan materi hidupnya. Hanya saja dia tidak boleh menyandarkan diri pada usaha, kerja kerasnya semata. Tetapi ia harus menyakini bahwa segala urusan adalah milik Allah, dan bahwa rezeki itu hanyalah dari Allah semata.”mafatiihur rizq fi dhau’il kitab was sunnah Imam Abul Qasim Al Qusyairi berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya tawakal itu letaknya di dalam hati. Sementara usaha yang dilakukan tubuh tidaklah bertentangan dengan tawakal di dalam hati, setelah seorang hamba itu menyakini bahwa rezeki datangnya dari Allah. Jika terdapat kesulitan, hal itu karena takdir-Nya, dan jika terdapat kemudahan, hal itu karena kemudahan dari-Nya.”mirqatul Mafatih Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Al Hakim dari Ja’far bin Amr bin Umayah dari ayahnya  ia berkata:
قَالَ رَجُلٌ لِلـنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم : أَرْسِلُ نَاقَتِي وَأَتَوَكَّـلُ. قَالَ: اَعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ . “Seseorang berkata kepada Nabi Sollallohu`alaihi wa sallam, ‘Bolehkah aku lepaskan untaku lalu aku bertawakal?Nabi bersabda, “Ikatlah kemudian bertawakallah.”—HR AthThabrani, Adz Dzahabi, Al Haitsami

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARA AHLI MOTIVATOR MENGATAKAN BAHAWA ORNG SUKSES SELALU MENCARI JALAN, SEDANGKAN ORANG GAGAL SELALU MENCARI ALASAN

Disiplin Kerja Pegawai Oleh: Muhammad Agus Muljanto, S.E., M.Si.